PEMBENTUKAN KOPERASI

LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN KOPERASI JASA WISATA

Gili Trawangan adalah salah satu dari tiga pulau yang terletak di Lombok utara, Indonesia. Pulau Gili Trawangan dikenal sebagai destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam bawah laut, pantai berpasir putih, dan suasana kehidupan malam yang semarak. Seiring dengan pesatnya perkembangan industri pariwisata di pulau Gili Trawangan, masyarakat lokal menghadapi berbagai tantangan yang mempengaruhi kesejahteraan mereka sebagai pelaku usaha kelas menengah ke bawah.    
  1. Kesadaran Akan Pentingnya Kerja Sama
    Pada awal tahun 2020, sebagian kecil dari masyarakat dusun Gili Trawangan mulai menyadari bahwa kolaborasi dapat menjadi solusi atas tantangan yang mereka hadapi. Diskusi informal di kalangan sebagian kecil pelaku usaha wisata memunculkan ide untuk membentuk suatu organisasi yang dapat memperkuat posisi mereka di industri pariwisata, alHasil diskusi ini mengarah pada kesepakatan bahwa koperasi adalah pilihan terbaik, mengingat prinsip-prinsipnya yang berfokus pada gotong royong dan kesejahteraan bersama.
  2. Pertemuan dan Diskusi Komunitas
    Pada tahun 2022, setelah dunia dihebohkan oleh Pandemi covid19 beberapa tokoh dan masyarakat sebagai pelaku usaha wisata glass bottom boat trip mengadakan serangkaian pertemuan untuk membahas dan mensosialisasikan Koperasi jasa wisata glass bottom boat trip kepada sebagian masyarakat yang bergerak dibidang jasa wisata ( Glass bottom boat )
  3. Pendirian Koperasi Jasa Wisata Gili Trawangan (KJWGT)
    Setelah melalui proses diskusi dan penyusunan anggaran dasar, Koperasi Jasa Wisata Gili Trawangan resmi didirikan pada tahun 2020. Koperasi ini berfokus pada layanan wisata, termasuk sebagai penyedia jasa pelayanan seperti informasi dan Glass bottom boat trip yang merupakan komoditas unggulan dan sangat populer di kalangan wisatawan.
  1. Persaingan dengan Perusahaan Besar
    Popularitas Gili Trawangan yang meningkat menarik minat banyak investor besar dari luar daerah. Hal ini menyebabkan persaingan yang tidak seimbang, di mana usaha kecil lokal sering kali kesulitan untuk bersaing dengan perusahaan besar yang memiliki sumber daya lebih banyak.
  2. Keterbatasan Akses terhadap Modal
    Banyak pelaku usaha lokal menghadapi kendala dalam mengakses pembiayaan yang diperlukan untuk mengembangkan usaha mereka. Lembaga keuangan tradisional sering kali menganggap usaha kecil berisiko tinggi, sehingga enggan memberikan pinjaman.
  3. Kurangnya Pengetahuan dan Keterampilan Manajemen
    Banyak pelaku usaha di Gili Trawangan memiliki keterampilan terbatas dalam hal manajemen, pemasaran, dan pengelolaan keuangan. Kekurangan ini menghambat kemampuan mereka untuk mengembangkan usaha secara berkelanjutan.

Membangun Kemandiran Anggota
Kemandirian dalam membangun koperasi jasa wisata merujuk pada kemampuan anggota koperasi untuk secara mandiri mengelola, mengembangkan, dan memelihara koperasi tersebut tanpa ketergantungan yang berlebihan pada pihak eksternal. Ini mencakup beberapa aspek:

  1. Pengelolaan Internal: Anggota koperasi mampu mengatur dan mengelola operasional sehari-hari, termasuk perencanaan, keuangan, pemasaran, dan layanan pelanggan.
  2. Pendanaan: Koperasi dapat menghasilkan dana sendiri melalui iuran anggota, simpanan, dan laba usaha, serta meminimalkan ketergantungan pada pinjaman atau bantuan eksternal.
  3. Pengambilan Keputusan: Anggota memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan strategis dan operasional secara kolektif, berdasarkan prinsip demokrasi dan transparansi.
  4. Pemberdayaan Anggota: Koperasi mampu meningkatkan kapasitas dan keterampilan anggotanya melalui pelatihan, pendidikan, dan pengembangan.
  5. Keberlanjutan Usaha : Koperasi memiliki strategi untuk mengembangkan usaha wisata yang berkelanjutan, baik dari segi lingkungan, sosial, maupun ekonomi.

INFORMASI PEMBENTUKAN

Tanggal Pembentukan

 : 01 Januari 2020

NIB

 : 1008220020829

Nomor Induk Koperasi

 : 5208040040014